Senin, 28 Mei 2012

KHOTBAH



Dalam menyampaikan ajaran-ajaran islam kepada seluruh umat manusia, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Metode tersebut disesuaikan dengan kondisi dan situasi dimana di dalamnya juga mengandung tata cara tertentu. Metode dalam menyampaikan ajaran islam tersebut, antara lain sebagai
berikut.

1. Khutbah
Kata khutbah berasal dari bahasa arab”khutbah” dari kata kerja khotoba, yang artinya ceramah atu pidato tentang keagamaan.

2. Tabligh
Menurut bahasa arab, tabligh berasal dari kataballagha- yuballighu- tabligan yang artinya
menyampaikan. Orang yang menyampaikan ajaran agama disebutmubaligh (laki-laki) ataumubalighah (perempuan).

3. Dakwah
Berasal dari bahasa Arab “ da’aa-yad’uu yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.


Khutbah
Khutbah Jum’at ialah khutbah yang dilakukan pada waktu tergelincir matahari, khutbah Jum’at merupakan salah satu syarat sahnya salat Jum’at berdasarkan hadis Rasulullah SAW.

Rukun Khutbah Jum’at:

1. Mengucapkan Hamdalah
2. Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
3. Menyampaikan pesan untuk taqwa
4. Membaca sebagian ayat Al-Quran
5. Mendoakan umat islam

Syarat Sah Khutbah:

1. Khatib suci dari hadas besar dan kecil
2. Khatib suci dari najis di tubuh dan pakaian
3. Khatib berdiri bila mampu
4. Khatib duduk diantara dua khutbah
5. Khutbah pertama bersambung dengan khutbah kedua
6. Khutbah kedua bersambung dengan salat Jum’at

Pada waktu kutbah jum’at, diharamkan untuk berbicara. Jika dilanggar maka tidak sah salatnya. 


DAKWAH
Dakwah berarti ajakan atau panggilan yang diarahkan pada masyarakat luas.
Dakwah dizaman Nabi Muhammad SAW melalui 3 bentuk, yaitu lisan, tulisan, dan perbuatan.

Makna yang dipersepsi oleh masyarakat yang menerima dakwah:

1. Dakwah sebagai tabligh
2. Dakwah sebagai ajakan
3.Dakwah sebagai pekerjaan menanam
4. Dakwah berupa akulturasi budaya
5. Dakwah berupa pekerjaan membangun


TABLIGH
Menurut bahasa: menyampaikan ajaran-ajaran islam yang diterima Rasul kepada umat manusia sebagai pedoman kebahagiaan dunia dan akhirat.
Isi Tabligh: ajakan untuk beramal ma’ruf dan mencegah perbuatan keji.


Perbedaan Khotbah, Tabligh, dan Dakwah
1. Khutbah Jum’at
a. Waktunya tertentu b. Dilakukan secara khusus dan ada tata caranya
c. Ada rukun dan syaratnya
d. Dilaksanakan pada saat Khutbah Jum’at, Idul Fitri, Idul Adha e.Menggunakan mimbar khusus untuk berkhutbah
1. Ceramah atau Dakwah
a. Waktunya bebas dan siapapun boleh melakukannya
b. Dapat dilakukan secara kreatif dan inovatif
c. Tidak ada rukun maupun syarat
d. Dapat dilakukan kapan saja
e. Tidak menggunakan mimbar khusus

1. Perbedaan Khutbah Jum’at dan Ceramah (Dakwah)
Adapun perbedaan antara khutbah Jum’at dengan khutbah Idain adalah
a. Biasanya khutbah Idain dilakukan di lapangan, sedangkan khutbah
Jum’at di masjid.
b. Khutbah Jum’at dilakukan sebelum salat, sedangkan khutbah Idain
dilakukan sesudah salat.
















Khutbah, Tabligh dan Dakwah
Khutbah, secara harfiah berarti ceramah atau pidato. Dalam fikih, khotbah diartikan dengan pidato dari seorang khotib yang diucapkan di depan jamaah sebelum shalat jum’at atau setelah shalat Id. Khutbah berisi tentang nasihat-nasihat guna mempertebal iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Khutbah yang ada dalam agama Islam seperti khotbah idul fitri, khutbah iedul adha, khotbah jum’at, khutbah gerhana , khotbah nikah dan khotbah wukuf di Arafah. Apabila khotbah sedang dikhotbahkan, para jamaah harus mendengarkan dan menyimak dengan khitmat.
Tabligh artinya menyampaikan. Apabila ditilik dari segi istilah, tabligh yaitu menyampaikan syari’at islam atau aturan-aturan Islam kepada umat manusia sebagai pedoman dalam hidup guna memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dakwah artinya menyeru atau mengajak yaitu menyeru atau mengajak manusia kepada ajaran Islam atau suatu ajakan untuk berbuat baik dan beriman kepada Allah SWT. Orang yang berdakwah dinamakan da’i atau juru dakwah.
Tatacara Khutbah
Sebelum shalat jumat dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan khutbah yaitu disebut dengan khutbah Jumat. Orang yang berkhutbah dinamakan khatib. Seorang khatib harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.   Paham dengan benar ajaran agama Islam.
2.   Paham seluk beluk khutbah, baik yang menyangkut syarat, rukun dan sunat-sunatnya
3.   Dapat menyampaikan dan berbicara di public dengan jelas, santun dan gampang dipahami pendengar
4.   Dewasa atau baligh dan dapat menjauhkan diri dari berbagai macam dosa baik yang kecil apalagi yang besar
5.   Memiliki ilmu keislaman yang mumpuni dan shaleh


Seorang khatib harus mengerti dan paham syarat-syarat dua khutbah Jum’at yaitu syaratnya sebagaimana berikut:
1.   Suci dari hadas dan najis serta menutup aurat
2.   Khutbahnya dimulai pada waktu setelah matahari tergelincir atau sudah masuk waktu dzuhur
3.   Khotib berdiri apabila kuasa pada waktu berkhutbah
4.   Khotib duduk diantara kedua khutbah
5.   Khutbahnya disampaikan dengan suara lantang, bahasa yang baik dan halus, kata-katanya yang fasih, lancar, teratur, ungkapannya mudah dimengerti sehingga dapat menyentuh jiwa dan perasaan.
6.   Tertib yaitu berturut-turut dalam rukun-rukunnya maupun antara khutbah pertama dan khutbah ke dua.
Selain yang tersebut diatas, seorang khatib harus memahami dan mengerti tentang rukun khutbah yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:
1.   Mengucapkan puji-pujian kepada Allah SWT
2.   Bershalawat kepada Rasulullah SAW
3.   Mengucapkan syahadad
4.   Berwasiat taqwa
5.   Membaca ayat Al Qur’an pada salah satu dari kedua khutbah
6.   Mendo’akan kepada kaum muslimin dan muslimat pada khutbah ke dua
Apabila menjadi khatib, juga harus memahami tentang sunah khutbah jum’at. Sunat khutbah jum’at antara lain:
1.   Khutbah dilaksanakan di atas mimbar atau di tempat yang ditinggikan dan tempatnya di sebelah kanan tempat imam (pengimaman).
2.   Khatib mengawali dengan ucapan salam , setelah itu duduk dan mendengarkan adzan dari muadzin.
3.   Khatib dalam berkhutbah harus jelas, gampang dipahami, dan khutbahnya sedang yaitu tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
4.   Khatib menghadap ke jamaah dan tidak berputar-putar
5.   Menertibkan tiga rukun yaitu puji-pujian, shalawat dan nasihat taqwa
Tatacara Tabligh dan Dakwah
Tatacara dalam tabligh dan dakwah harus dilakukan oleh setiap orang yang beriman kepada Allah SWT. Tatacaranya yaitu mengikuti tatacara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW diantaranya adalah
a.   Dimulai dari diri sendiri, misalnya seorang da’i mengajak bertauhid kepada Allah SWT , maka da’i tersebut telah melakukannya (pelajari Qur’an surat As-Shaf (61) ayat 3).
b.   Dalam bertabligh dan berdakwah disesuaikan dengan yang didakwahi artinya ada perbedaan dalam penyampaian sesuai dengan tingkat intelektualnya agar yang disampaikan oleh da’i bisa dipahaminya. Singkatnya, khatib harus mengetahui psikologi jamaah, sehingga dapat
menyampaikan khutbahnya dengan tema dan bahasa yang sesui dengan kadar dan tingkat
pengetahuan jamaah.
a.   Da’i menyampaikan dengan ucapan yang tegas atau al hikmah dan dengan pengajaran yang baik atau al mauidzah al hasanah. Hal ini juga disebut dengan dakwah bi al qaul yaitu mengajak orang yang didakwahi secara lisan atau ucapan.
b.   Da’i mengajak orang yang didakwahi dengan memberikan contoh melalui perbuatan sesuai dengan ucapan sang da’i (pelajari Q.S. Al ahzab (33) : 21).

Cara Berlatih Menyusun Teks Khotbah atau Dakwah
Menyusun teks untuk berdakwah atau khotbah jumat memerlukan pembiasaan atau latihan agar dapat berkembang menjadi semakin baik. Bahkan, latihan-latihan semacam ini semakin diminati banyak orang dan telah banyak diberikan dalam suatu oelajaran yang kini disebutt public-speaking. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika akan menyusun suatu teks atau naskah dakwah adalah sebagai berikut.
1.   Membuat teks atau naskah setidaknya memiliki unsur-unsur sebagai berikut
a.Memberikan salam bagi para jamaah
b.Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Allah
c.Awali dengan menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an serta membaca ta’awuz dan basmalah
d.Teks atau naskah materi khotbah setidaknya memenuhi beberapa unsur yaitu: kalimat pembuka, materi inti, kesimpulan dan penutup
1.   Mengucapkan dua kalimat sahadat
2.   Berwasiat (meningkatkan takwa)














Tidak ada komentar:

Posting Komentar